Ya ALLAH ampunilah dosa kedua orang tuaku,
dan kasihilah mereka sebagaimana mereka mengasihi aku diwaktu kecil...
Malam ini 17 tahun yang lalu...
Gelisah...Resah...Perasaan sangat kacau...
Ngga tau apa yang akan terjadi.
Dan akhirnya semua kegelisahan itu terjawab keesokan harinya.
Jam 7.30 pagi, teh Jeni (mantan pacarnya K Pepet) membawa kabar duka.
Innalillahi waina ilaihi rojiun...
Papi, orang yang paling aku banggakan, yang paling aku sayangi, yang paling aku hormati, yang paling mengerti aku...PERGI...Pergi membawa kesedihan buatku.
Serasa runtuh dunia saat itu.
Serasa kelam masa depan dihadapanku.
Serasa kiamat kecil buat keluargaku.
Serasa mimpi tersambar petir.
Tapi semua sudah terjadi.
Kehendak-NYA tak ada yang mampu menahan.
Semua sudah tersurat dan tersirat.
Tanggal, jam, menit, detik dari suratan itu ngga mungkin meleset.
Takdir sudah berbicara.
Ngga ada lagi yang bisa dilakukan kecuali IKHLAS...
Alhamdulillah aku masih bisa memandikan Papi sebelum dikuburkan.
Masih sempat membelai rambutnya.
Masih sempat mencium kening dan pipinya.
Sempat memandang wajah teduhnya sebelum kain kafan ditutup.
Sekarang, aku hanya bisa membacakan doa.
Mengenang beliau...bahwa PAPI MEMANG YANG TERBAIK.
...ayah dengarkan
betapa sesungguhnya kumencintaimu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar