disadur dari facebook-nya Didik...
Inget aku punya seorang murid yang Autis...tapi luar biasa !!! Kemampuan Komputer dan tanggung jawabnya sangat besar, jauh melebihi teman-temannya yang NORMAL.
Subhanallah...Allah memang ADIL...
Icat...so proud of you !!!
Siang itu aku sibuk membaca buku resep makanan khusus buat anak Autis. Ya...anakku memang tidak bisa makan sembarangan makanan. Salah-salah, anakku bisa berputar-putar seperti gasing jika ada zat dalam makanannya yang tidak cocok dikonsumsi oleh anakku.
Ditangan sebelah kiri ada Food diary anakku...yang kutulis sejak pertama kali dia kukenalkan pada makanan padat...berisi makanan apa saja yang cocok dengan tubuhnya...reaksi alergy-nya, dan makanan apa saja yang tidak cocok dan menyebabkan dia overwhelmed. Kebayang ngga?
Diusia 4 bulan misalnya, kuberikan jeruk bayi pada anakku, eh...engga lama kemudian dia muntah dan seluruh tubuhnya seperti dipenuhi ULAT BULU...hiiii...
Pernah aku berikan dia tomat. Tapi kemudian, berhari-hari dia diare dan uring-uringan. Kuberikan dia susu instant,...anakku malah jingrak-jingkrak, mengepak-ngepakkan tangannya, persis seperti orang gila!!! Dia berputar-putar tanpa merasa lelah,...dan kemudian mengamuk ketika tidak mengerti bagaimana caranya mengendalikan tubuhnya yang tidak mau diam.
Ahhhh, sudahlah...life must go on anyway. Kulirik sekali lagi food diarynya...hhmmm, hari ini aku harus mencoba memberinya 5 ml putih telur tanpa kuningnya. Karena 7 hari yang lalu dia sudah sedikit kebal pada telur ayam ini.
Baru saja hendak memasak, tiba-tiba kudengar jeritannya...Kucari anakku, tapi tidak kutemukan.
Aku keruang setrika...dan disana kutemukan anakku sedang nangring diatas lemari dengan setrika panas yang baru saja dicabut oleh Baby Sitter-nya karena kupanggil untuk membantuku memasak. Setrika panas ini masih menempel dipunggung tangan kirinya !!!
Oh... My... God !!! *Panik*
Dari punggung tangannya mengepul asap. Bau daging panggang begitu segar menempel dihidungku. Kuangkat setrika itu dari tangannya...dan, aduh Tuhan, aku tidak kuat melihatnya. Sebagian dagingnya menempel dibalik setrika panas itu ... :(( :(( :((
AAAARRRRRRRGGGGHHHH....
Sumpah kalau saja ini bukan anakku...Aku pasti sudah mati berdiri karena ketakutan... Melihat daging dari punggung tangannya yang menempel pada sertika panas itu sudah berubah menjadi putih kekuningan... Dan luka di tangannya...juga berubah menjadi seperti daging ayam matang :'((
Aku menjerit sekencang-kencangnya...Kupanggil Baby Sitter-nya yang tadi aku suruh untuk membantuku didapur...lalu dengan kesetanan kukebut mobilku ke UGD Rumah Sakit, untuk dirawat secara intensif. Begitu anakku segera tertangani...tiba-tiba aku kehilangan seluruh tenagaku.
AKU PINGSAN !!!
***
Hari itu, lagi-lagi aku sedang mempersiapkan makanan. Memang khusus untuk makanannya aku memutuskan untuk memasak sendiri, karena hanya aku yang tahu berapa gram atau mililiternya...porsi makan yang masih bisa ditoleransi oleh tubuh anakku.
Sedang membersihkan kompor yang kecipratan makanan...tiba-tiba, lagi-lagi kudengar benda jatuh. GEBEGUK!!!...
Buru-buru kucari sumber suara itu, memastikan bahwa itu bukan anakku....
Damn. Oh Tuhan...lagi-lagi anakku, dia baru terjatuh dan sepertinya kepalanya terantuk pada pinggir tembok, sehingga kepalanya sobek dan berdarah.
Dia masih berusaha berdiri, meski sempoyongan... Dan sambil berjalan, dia menggaruk luka menganga yang ada dibelakang kepalanya.
Aku menjerit sekuat-kuatnya. Kepalanya kututupi dengan lap kompor yang tadi kupegang.
Tapi itu tidak lama, karena lap kompor itu sudah berubah menjadi merah kehitaman. Aku berteriak panik,..."Mbak, minta handuk...handuk...CEPAAAATTT !!!"
Dan lagi-lagi kukebut mobilku ke rumah sakit, langsung menuju UGD. Disana, dokter yang sudah terbiasa menangani anakku sudah siap menunggu dan segera menjahit kepala anakku.
Dia tidak menangis...hanya meminta sesuatu yang bulat untuk dipegangnya. Dan setelah dijahit dengan 8 jahitan...Hatiku sedikit lega. Seluruh persendianku serasa dicopot dari tubuhku, dan tanpa sadar...Lagi-lagi aku...PINGSAN.
***
Terlalu banyak cerita haru dan berurai air mata yang harus kami jalani. Berkali-kali jantung kami harus berpacu 100x lipat manakala mereka melakukan hal-hal yang tanpa mereka sadari dapat membahayakan diri mereka sendiri.
Tapi ini bukan keluhan kok,...karena saya sadar...Tuhan itu ARSITEK YANG AGUNG. Karyanya tidak pernah gagal. Tidak satupun makhluk yang diciptakannya, yang merupakan produk gagal. Jadi ketika dia menciptakan seorang bayi yang memiliki kekurangan, dia tidak pernah lupa menitipkan KELEBIHAN pada anak itu.
So, buat semua orang tua, berhentilah mengeluhkan kekuranan anak kita...mari kita bantu mereka untuk menemukan kelebihan mereka.
Anakku memang Autistik, tapi aku bangga setiap kali menceritakan bahwa anakku AUTIS. Aku bangga setiap kali menceritakan bagaimana proses menangis berdarah-darah itu, sudah Tuhan rubah menjadi senyum suka cita yang luar biasa.
Selalu ada haru yang menyesakkan dadaku...manakala mendengarkan tangan-tangan mungilnya menari lincah diatas tuts piano...mendengarkannya bercakap-cakap dalam bahasa Inggris,..seolah-olah yang kudengar ini anak bule asli...yang nyasar dalam tubuh putriku.
Namun dibalik itu... Walaupun bangga...selalu tersisa rasa risih dan tidak nyaman, kalau tidak ingin dibilang tersinggung...manakala mendengar orang-orang bercanda dengan menggunakan kata "Autis".
Minggu lalu sahabat saya menyelenggarakan pesta ulang tahun disebuah resto terkenal, salah satu teman kami sibuk dengan BB-nya, sehingga teman yang lain menegur begini...
"Tuh...liat tuh Sil... Autis banget khan dia? KAYAK ANAK LOE khan? Loe marahin deh Sil...marahin Sil...Coba loe terapi dulu nih dia,...biar sembuh kayak anak loe"
Dan semua lalu tertawa terbahak-bahak...
Saya??? hhhmmm...cuma bisa tersenyum kecut, karena tidak ingin merusak suasana Pesta Ulang Tahun Sahabat Saya... *doh*
Well, saya tahu mereka hanya bercanda, namun biar bagaimanapun,...Saya sudah merasakan dan tahu betul bagaimana sulitnya membesarkan anak Autis.
Semoga artikel ini semakin mencerahkan teman-teman mengapa orang sepertinya terlalu over champaign dengan gerakan "Stop Using Autism on our daily jokes" ini.
Semoga Berkenan.
SETUJUUU!!!
BalasHapus