1 for ALL,,,ALL for 1

1 for ALL,,,ALL for 1

Senin, 04 Januari 2010

MELANCONG part 1

rencana jalan ke Kota Tua Batavia ini sih sebenarnya udah lama pengen dilaksanakan. Tapi susah banget buat merealisasikannya. Alasan waktu yang ngga pas, cuaca ngga mendukung, alasan (alasan Papa nih...) harus beli flash buat kamera, lensa yang belom oke...

tapi akhirnya...tadi pagi kita bisa juga berangkat (walau udah kesiangan banget).



Tujuannya sih sebenarnya sekitaran Taman Fatahillah aja, tapi di tol tiba2 Pp punya ide ke Pelabuhan Sunda Kelapa aja sekalian. Okelah kalau begitu...


Asiiiikkk...
Walau buta banget sama kawasan itu, akhirnya kita sempet telp Zoel dulu (dan ketemuan didepan gang rumahnya doang...thx ya Zoel).

Ngga susah ternyata mencari lokasinya, walau sempet salah parkir di Depan Menara Syahbandar (dan nyesel ngga difoto). Ngga jauh dari situ ternyata ada Mesjid Batang Luar, yang termasuk situs sejarah Kota Tua juga...(kembali nyesel karena ngga mampir....hah!).

Oke deh biar ngga bingung, ada ulasan dikit nih tentang Kota Tua Jakarta ini (dapet brosur setelah merayu tukang sewa sepeda, hehehe).




Sejarahnya sih...


Pelabuhan Sunda Kelapa ini diserang oleh tentara Demak tahun 1526, yang dipimpin oleh Fatahillah, dan setelah berhasil direbut, namanya diganti menjadi Jayakarta pada 22 Juni 1527. kota tersebut luasnya ngga lebih dari 15 hektar dengan pola tata kota tradisional Indonesia. Kota Jayakarta hancur diserang VOC Belanda pada tahun 1619 yang dipimpin oleh Jan Pieterzoon Coen (pelajaran sejarah jaman SD nih...).


Pada tahun 1620 di atas reruntuhan kota Jayakarta, Belanda membangun kota baru yang diberi nama Batavia sebagai penghormatan atas kaum Batavieren suku bangsa Eropa yang menjadi nenek moyang orang-orang Belanda, disebelah timur Sungai Ciliwung yang pusat kotanya kini masih terlihat di sekitar Taman Fatahillah sekarang.


Orang-orang pribumi Batavia dijuluki Batavieren (orang Batavia) yang kemudian dikenal sebagai orang Betawi. Orang Betawi sebenarnya adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa.


Kota Batavia pada tahun 1635 diperluas kesebelah barat Sungai Ciliwung diatas bekas kota Jayakarta yang hancur. Kota ini dirancang lengkap dengan sistem pertahannya berupa tembok dan parit sekeliling kota. Tata ruang kota dibagi kedalam blok-blok yang dipisahkan oleh kanal. Pembangunan kota Batavia selesai pada tahun 1650. Setelah pendudukan Jepang pada tahun 1942, nama Batavia diganti menjadi Jakarta.


1. Mesjid Luar Batang

Lokasinya ada di Jalan Luar Batang I, Kampung Luar Batang, Jakarta Utara. Keberadaan fungsi mesjid ini ada sejak tahun 1739. Awalnya sih cuma sebagai Mushola orang-orang Jawa. Dulu sih ngga tau kenapa orang2 meng-keramat-kan Mesjid ini, ternyata karena ada makam Sayid Husein bin Abubakar bin Abdillah Al Aidrus yang wafat pada 24 Juni 1756. Sayang kita ngga sempet mampir kesana, cuma liat dari jalan aja, tapi minimal tau lokasi dan sejarahnya deh....



2. Pelabuhan Sunda Kelapa

Sunda Kelapa adalah nama sebuah pelabuhan dan tempat sekitarnya di Jakarta. Kala itu Sunda Kelapa milik Kerajaan Sunda yang beribukota di Pakuan Pajajaran atau Pajajaran yang direbut oleh pasukan Demak dan Cirebon. Sejarah Sunda Kelapa sudah dimulai pada jaman pendahulu Kerajaan Sunda, yaitu keturunan Tarumanegara.

Nah Tarumanegara pernah diserang dan ditaklukan oleh Kerajaan Sriwijaya dan Sumatera (lagi-lagi pelajaran sejarah SD...nyesel ya dulu ngga serius belajarnya).

Di Pelabuhan Sunda Kelapa ini kita sempet agak lama juga, biasa...take a best picture... Dan kunjungan berikutnya kayaknya harus nyubuh deh...jadi bisa menyaksikan kapal-kapal ikan yang baru bersandar ke Pelabuhan...kapan ya? Harus dijadwalkan dengan benar nih...



3. Pasar Ikan

Pasar ikan Sunda Kelapa merupakan pusat perdagangan di Asia. Letaknya ngga jauh dari Pelabuhan Sunda Kelapa. Kunjungan berikutnya, harus mampir...



4. Museum Bahari

Letaknya ngga jauh dari Pasar Ikan dan Mesjid Luar Batang. Bangunan ini merupakan bangunan kuno yang dibangun secara bertahap tahun 1652 dan 1774. Dulunya sih sebagai digunakan oleh VOC Belanda sebagai gudang rempah-rempah kemudian pada masa pendudukan Jepang menjadi gudang logistik peralatan militer Jepang. Tahun 1976 mulai direnovasi dan diresmikan tanggal 7 Juli 1977 sebagai Museum Bahari.



5. Menara Syahbandar

Terletak di Jalan Pasar Ikan No. 1...kalo udah masuk area Sunda Kepala keliatan deh... Bangunannya berarsitektur gaya Eropa yang dibangun pada tahun 1839. Fungsinya adalah menara pengawas bagi keluar masuknya kapal dari/ke Pelabuhan Batavia (Kali Ciliwung). Pada masa pendudukan Jepang, kompleks ini dimanfaatkan untuk gudang penyimpanan logistik. Tahun 1950-an pernah menjadi Kantor/Pos Kepolisian Penjaringan hingga akhirnya tanggal 7 Juli 1977 dijadikan bagian dari Museum Bahari.

padahal sempet parkir dan tanya2 didepannya...hah, nyesel deh ngga kefoto :(

6. Jembatan Kota Intan

Lokasinya didepan Hotel Batavia (dulu Omni Batavia), dibangun pada tahun 1628 dan diberi nama Engelse Brug atau Jembatan Inggris. Tahun 1655 diperbaiki kemudian oleh VOC Belanda diganti namanya menjadi Het Middelpunt Brug atau Jembatan Pusat. Tapi oleh masyarakat sekitar disebut Jembatan Ayam. Tahun 1938 diperbaiki lagi dan diganti namanya menjadi Jembatan Juliana. Sejak Indonesia merdeka diganti menjadi Jembatan Kota Intan, sesuai dengan nama lokasi setempat, dimana di kawasan tersebut terdapat Kastil Batavia bernama "Diamond"

Gitu toh sejarahnya...




7. Kalibesar

Pada abad ke 17 Kalibesar adalah daerah elit (kayak Pondok Indah sekarang kali ya...) sentra bisnis perdagangan. Disebut Grootegrach, yang artinya sama dengan Kali Besar. Dulunya disini banyak rumah-rumah Cina dan merupakan urat nadi lalulintas kapal bongkar muat barang. Tapi sayang tahun 1740 terjadi huru hara Cina sehingga banyak rumah yang dibakar. Bangunan yang sekarang tersisa ternyata dibangun sejak tahun 1870 hingga awal abad 20.



8. Museum Wayang

Terletak di Jalan Pintu Besar Utara No. 27, Jakarta Barat (ngga jelas ya batas Jak-Ut sama Jak-Bar dimana?). Gedungnya sih unik (tapi terus terang agak menyeramkan...hih). Awalnya bangunan ini bernama De Oude Hollandsche (Gereja Lama Belanda) dibangun pertama kali tahun 1640. Tahun 1732 direnovasi dan diganti nama menjadi De Nieuwe Hollandsche Kerk (Gereja Baru Belanda) hingga tahu 1808 karena gempa bumi. Diatas tanah bekas reruntuhan inilah dibangun Gedung Museum Wayang dan diresmikan pada 13 Agustus 1975. Ngga sempet masuk...lain kali deh...

intermezo aja...
nomor rumah dibuat diatas Marmer lho...dan ada beberapa yang masih jelas kayak gini nih...

sayang lokasinya ngga begitu asli lagi, dalam arti banyak tukang dagang minuman dan makanan ringan plus mobil dan motor yang parkir. Agak susah (dan sebel) buat ngambil gambar yang aseli...harus ditertibkan deh kayaknya...biar suasananya tuaaaaa....



salah satu ruangan dalam dijalan menuju Taman Fatahillah dari Museum Wayang...serem ngga? Kalo ngeliat dan berada disana jelas ceyeeeeemmmm...belom lagi bau rumah yang lembab dan lama....hih, merinding (ini Kakak yang ambil gambarnya)


masih ada yang menghuni ataw engga ya....


9. Taman Fatahillah
Seperti di Eropa pada umumnya, bangunan Balai Kota dilengkapi dengan lapangan yang dinamakan Stadhuisplein. Menurut sebuah lukisan yang dibuat oleh pegawai VOC Johannes Rach yang berasal dari Denmark, di tengah lapangan tersebut terdapat sebuah air mancur yang merupakan satu-satunya sember air bagi masyarakat setempat. Air itu berasal dari Pancoran Glodok yang dihubungkan dengan pipa menuju stashuisplein.
Tahun 1972 (pas aku lahir nih...hehe) diadakan penggalian terhadap lapangan tersebut dan ditemukan pondasi air mancur lengkap dengan pipa-pipanya. Maka sebagai bukti sejarah dibangun kembali sesuai dengan gambar pak Johannes Rach, hingga terciptalah air mancur seperti sekarang ini.
Ditaman ini banyak tempat penyewaan sepeda untuk keliling kesemua lokasi Kota Tua. Harganya perjam 15 ribu rupiah saja!! Dan kita puas banget foto-foto disini...udah gitu berhubung banyak banget turis bule dan akhirnya jadi bekgron foto2 kita, kok malah jadinya kita yang lagi jalan diluar negeri yaaaa....
10. Jalan Setapak Taman Taman Fatahillah
Tahun 1973 Taman Fatahillah ditata untuk persiapan Konfrensi PATA (Pasific Asia Travel Association) tahun 1974, dalam penataannya berdasarkan gambar yang dibuat oleh Johannes Rach yang memperlihatkan kondisi Taman Fatahillah pada abad 17.
11. Museum Seni Rupa dan Keramik
Letaknya sih di Jalan Pos Kota No. 2, Jakarta Barat. Dibangun pada 12 Januari 1870, dan awalnya digunakan oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk Kantor Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia (Ordinaris Raad van Justitie Binnen Het Kasteel) dan dikenal dengan nama Gedung Raad Van Justitie.
Harus kesini lain waktu untuk keterangan lebih jelas, dan sebagai pembuktian sejarah....
12. Museum Sejarah Jakarta
Ada di Taman Fatahillah sih...
dan mulanya merupakan Gedung Balaikota (Staadhuis) pertama di Batavia yang dibangun pada tahun 1627. Alun-alunnya dinamakan Stadthuisplein yang artinya lapangan balaikota. Tahun 1970 dipugar dan diresmikan tanggal 4 April 1974 sebagai Museum Sejarah Jakarta.
Liat deh...diatasnya ada tulisan Goovernoor Kantoors...Kantor Gubernur kali ya maksudnya, hehe...
intermezo lageeee....
coba liat deh...kondisi bangunan yang tua banget (dan agak mengerikan..), tapi bagus buat foto-foto...

bangunan disekitar jalan Pintu Besar...





cerita selanjutnya mengenai kota tua ... ntar ya disambung...
masih ada 9 lagi lokasi tujuan wisata Kota Tua.
Berhubung aku mau mandi dan arisan, jadi ditunda dulu ceritanya....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar