1 for ALL,,,ALL for 1

1 for ALL,,,ALL for 1

Senin, 04 Januari 2010

MELANCONG part 2

Alhamdulillah udah sampe rumah lagi...mumpung masih sore dan nyantai...
Yukkkkk jalan2 lagi, ngelanjutin yang part 1...

tujuan berikutnya adalah....

13. Toko Merah
Adanya di Jalan KaliBesar Barat, Jakarta Kota. Waktu masa VOC merupakan pusat kota Batavia. Sampai sekarang Toko Merah ini masih berdiri kokoh meski umurnya sudah 3 abad...wow...
Gustaff Baron van Imhoff yang membangun gedung berlantai 2 ini pada tahun 1730. Gedung ini pernah menjadi kampus Akademi Maritim (Academiede Marine) dan menjadi asrama para kadet.




14. Chartered Bank
Terletak di Jalan Kali Besar Barat No. 1-2 Jakarta Barat. Bangunan ini berarsitektur gaya Neoklasik Greek dipadu dengan gaya Renaissance, Doria dan Corinthian (sumpah...ngga ngerti...hihi) didirikan pada abad ke 19. Dulunya bernama Nacionale Handels Bank.
Tahun 1965, ketika berlangsung Konfrontasi terhadap Malaysia, pemerintah RI kembali mengambil alih perusahaan2 milik Inggris diantaranya The Chartered Bank yang lalu diserahkan kepada Buneg (btw...Buneg itu apa ya? Bank Negara gitu???). Tahun itu juga, Buneg digabungkan menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV. Zaman orde baru berganti nama lagi menjadi Bank Bumi Daya.

15. Museum Bank Indonesia
MBI ini terletak di Jalan Pintu Besar Utara (kalo ngga salah ada didepan Stasiun kota, ataw sekarang tepatnya didepan Halte Busway ya...). Konon, katanya didalamnya menampilkan berbagai info tentang sejarah Bank Indonesia (ya iyalah...masa tentang CitiBank...).


16. Museum Bank Mandiri
Bersebelahan dengan Museum Bank Indonesia. Sebelumnya adalah bekas gedung Factorij Nederlansche Handel-Maatchappij - NHM (halah....susah banget namanya) yang dibangun pada tahun 1929 oleh biro konstruksi Belanda NV Medan.
Tahun 1960 beralih kepemilikan menjadi Kantor Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) urusan Ekspor Import. Kemudian tahun 1968 beralih menjadi kantor pusat Bank Ekspor Import (Eksim). Diresmikan menjadi Museum Bank Mandiri pada tanggal 22 Desember 2004 (baru ya ternyata...).




17. Stasiun Beos
Aku sih nyebutnya Stasiun Kota.
Ternyata Beos itu berasal dari B.O.S (Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij/Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur)...Ooohhhh....
Tapi ada versi lain yang bilang kalau Beos itu berasal dari kata Batavia En Omstreken, yang artinya Batavia dan sekitarnya, dimana berasal dari fungsi stasiun sebagai pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Kota Batavia dengan kota lain, seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), Karavam (Karawang) dan lain-lain (yang ngga disebut jangan marah...Depok, Tangerang...).
Bangunan ini merupakan karya besar Ghijsels yang dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen yakni perpaduan antara struktur dan teknik modern barat dipadu dengan bentuk-bentuk tradisional setempat.

18. Glodok dan Pinangsia
Adalah nama daerah pertokoan sekaligus hunian...kalo jaman sekarang mah ruko, gitu...
Ciri khas daerah ini adalah kegiatan etnis Cina-nya. Dulunya tidak termasuk kota Batavia karena letaknya diluar tembok kota, tetapi ketika ada pengembangan tahun 1630, daerah ini menjadi bagian kota yang disebut voorstad, yang artinya kota bagian depan.
Kalo kesini sih sering lewat dan...agak ngga suka sama suasananya...(secara aku takut banget sama nenek2 dari etnis Cina...hih, entarlah ceritanya nyusul)


19. Petak Sembilan
Kawasan ini menyimpan pesona belanja nan unik dan khas. Letaknya di kawasan Pancoran, Jakarta Barat. Yang membuat uniknya adalah hampir seluruh bangunan disepanjang gang yang lebarnya tidak sampai 2 meter ini merupakan bangunan tua yang masih dipertahankan bentuknya sampai sekarang.



20. Vihara Dharma Bakti
terus terang belum pernah tau dimana letaknya. Tapi menurut brosur sih adanya di Jalan Kemenangan 3, Jakarta Barat. Kelenteng Jie De Yuan ini dikenal juga dengan nama Kim Tek Ie. Dibangun pada tahun 1650 dan nama aslinya Klenteng Guan Yin. Dibangun oleh Guo Xun Guan untuk menghormati Dewi Guan Yin (Dewi Kemurahan Hati). Kemudian tahun 1755 dirubah oleh seorang Kapten Cina menjadi Jie De Yuan yang artinya Kuil dengan penuh Kebaikan.



21. Gedung Chandranaya
Mirip dengan Klenteng, letaknya dijalan Gajah Mada No. 88 (kayaknya sih sering lewat...next kalo ke Jl. Gajah Mada coba deh kita cari), dulunya bekas kediaman Mayor terakhir Cina, Khouw Kim An. Ia meninggal tahun 1942 ketika dipenjara pada masa pendudukan Jepang.
Atapnya berbentuk segi empat trapesium dengan kedua ujung atas agak meruncing, terdiri dari 4 bangunan.
Sekitar tahun 1922, Chandranaya Building dijual kepada seorang pemborong untuk dijadikan kompleks Apartemen dan perkantoran. Tetapi karena banyaknya protes, bangunan utamanya masih dipertahankan, tapi sudah kehilangan karaktek aslinya....sayang banget ya...


gitu deh...ternyata kawasan Kota Tua Batavia itu ada 21 lokasi ya...padahal dulu taunya cuma sekitar Taman Fatahillah aja. Harus banyak tau lagi kayaknya tentang sejarah bangsa kita nih...kalo bukan kita siapa lagi. Biar anak cucu (cie... ) kita nanti masih bisa menikmatinya.
So...liburan ngga harus jauh apalagi keluar negeri (sirik...karena ngga bisa ke Singapore End Year Sale...hihi). Didalam negeri aja...cuma sejengkal dari rumah kita aja...masih banyak yang harus di explore (Dora kaleee... ). Ya kan...
Yuk...lestarikan budaya, bangunan, adat istiadat di negara kita !!!
Udah kayak Putri Pariwisata nih gue....!!! Hahaha....ENJOY INDONESIA !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar