Punya rumah pribadi yang dibeli hasil keringat sendiri adalah impian dan cita2 suamiku- Gaman, his name. Dia ingin sekali mempersembahan sebuah rumah untukku dan anak2. Walaupun awal2 menikah dia hanya mampu mengontrakkan sebuah rumah untukku dan anak2. Puas banget deh jadi 'kontraktor'.
Rumah kontrakan pertama kami, sebuah rumah type 36 di sebuah komplek perumahan yang lumayan. Rumah baru belum pernah ditinggali oleh yang punya (Widi dan Asni, yang kebetulan teman suami). Cukup lama disini -kurang lebih 1,5 tahun...dengan beragam suka dan duka. Pindah dari Bandung ke Bogor nyaris gak punya apa. Harta kami saat itu hanya 2 buah kasur busa, lemari pakaian dan sebuah tape zaman kuliah dulu. Perabotan juga gak banyak, beli ngedadak. Bener2 mulai dari NOL. Sedih tapi pilu (halah).
Rumah kedua, type 45. Gak jauh dari rumah rumah pertama dan yang jelas lebih besar. Ada halaman belakang tempat jemuran, lumayan gak kayak yang pertama. Bulan pertama penuh penderitaan karena belum ada air PAM. Terpaksa air sumur jadi andalan, dan hasilnya kulit mulus Eky bentol-bentol karena alergi. Setelah minta kebijaksanaan yang punya rumah, akhirnya dipasang air PAM. Alhamdulillah...berkurang 1 penderitaan.
Dirumah ini juga aku baru menyadari bahwa aku udah lamaaaa banget gak dapet haid. Dan ternyata aku memang HAMIL, udah 4 bulan saat ketahuan. Alhamdulillah (lagi), walaupun rencananya punya anak kedua nanti setelah keuangan memungkinkan dan Eky masuk TK.
Rumah ketiga, disebuah PERUMNAS disuatu gang yang sempit bernama Pamikul 2, ditengah kota sih... Pindah kerumah ini karena rumah ke2 sudah gak dikontrakkan lagi dan kami hanya diberi waktu 2 hari untuk pindah. Ya ampun...seharian aku, Gaman dan 2 anak batita keliling Bogor demi mencari sebuah rumah yang layak huni. Namanya mepet, akhirnya dapatlah rumah ke3 itu. Kondisinya gak bagus sebenarnya, tapi apa boleh buat. Kami harus pindah...
Sedih sih, membayangkan anak2 hidup dalam rumah yang pengap dan lembab. Tapi gak apa2...toh bisa dibagus2in supaya betah. Semua penderitaan tampaknya tumplek plek dirumah ini. Mulai dari sanitasi dan ventilasi yang gak bagus, septic tank tetangga sebelah bocor yang akibatnya tiap pagi kami sarapan dihiasi dengan bau yang 'sedap'. Untungnya lingkungannya enak, tetangga semua baik. Walaupun rata2 sudah sepuh. Malah enak, saya jadi banyak punya Ibu, Bude, Teman, Adik. Anak2 juga mendadak punya Mbah, Enin (nenek:Sunda), bude,uwak, tante, mbak... Disini anak-anak mulai masuk sekolah. Rasanya makin jauh deh keinginan membeli rumah. Pengeluaran tambah banyak... Disini juga ALLAH benar2 menguji kami berdua. Rasanya kalau gak kuat iman ingin pergi dari kehidupan kayak gitu. Tapi untungnya kami bisa saling menguatkan. Hal2 buruk dalam rumahtangga bisa kami hadapi berdua dengan doa dan keyakinan. Yakin hidup akan berubah. Jadi aku dan suami hanya bisa berdoa, bersabar, tawakal, ikhlas dan berharap banyak pada ALLAH.
Rumah kontrakan pertama kami, sebuah rumah type 36 di sebuah komplek perumahan yang lumayan. Rumah baru belum pernah ditinggali oleh yang punya (Widi dan Asni, yang kebetulan teman suami). Cukup lama disini -kurang lebih 1,5 tahun...dengan beragam suka dan duka. Pindah dari Bandung ke Bogor nyaris gak punya apa. Harta kami saat itu hanya 2 buah kasur busa, lemari pakaian dan sebuah tape zaman kuliah dulu. Perabotan juga gak banyak, beli ngedadak. Bener2 mulai dari NOL. Sedih tapi pilu (halah).
Rumah kedua, type 45. Gak jauh dari rumah rumah pertama dan yang jelas lebih besar. Ada halaman belakang tempat jemuran, lumayan gak kayak yang pertama. Bulan pertama penuh penderitaan karena belum ada air PAM. Terpaksa air sumur jadi andalan, dan hasilnya kulit mulus Eky bentol-bentol karena alergi. Setelah minta kebijaksanaan yang punya rumah, akhirnya dipasang air PAM. Alhamdulillah...berkurang 1 penderitaan.
Dirumah ini juga aku baru menyadari bahwa aku udah lamaaaa banget gak dapet haid. Dan ternyata aku memang HAMIL, udah 4 bulan saat ketahuan. Alhamdulillah (lagi), walaupun rencananya punya anak kedua nanti setelah keuangan memungkinkan dan Eky masuk TK.
Rumah ketiga, disebuah PERUMNAS disuatu gang yang sempit bernama Pamikul 2, ditengah kota sih... Pindah kerumah ini karena rumah ke2 sudah gak dikontrakkan lagi dan kami hanya diberi waktu 2 hari untuk pindah. Ya ampun...seharian aku, Gaman dan 2 anak batita keliling Bogor demi mencari sebuah rumah yang layak huni. Namanya mepet, akhirnya dapatlah rumah ke3 itu. Kondisinya gak bagus sebenarnya, tapi apa boleh buat. Kami harus pindah...
Sedih sih, membayangkan anak2 hidup dalam rumah yang pengap dan lembab. Tapi gak apa2...toh bisa dibagus2in supaya betah. Semua penderitaan tampaknya tumplek plek dirumah ini. Mulai dari sanitasi dan ventilasi yang gak bagus, septic tank tetangga sebelah bocor yang akibatnya tiap pagi kami sarapan dihiasi dengan bau yang 'sedap'. Untungnya lingkungannya enak, tetangga semua baik. Walaupun rata2 sudah sepuh. Malah enak, saya jadi banyak punya Ibu, Bude, Teman, Adik. Anak2 juga mendadak punya Mbah, Enin (nenek:Sunda), bude,uwak, tante, mbak... Disini anak-anak mulai masuk sekolah. Rasanya makin jauh deh keinginan membeli rumah. Pengeluaran tambah banyak... Disini juga ALLAH benar2 menguji kami berdua. Rasanya kalau gak kuat iman ingin pergi dari kehidupan kayak gitu. Tapi untungnya kami bisa saling menguatkan. Hal2 buruk dalam rumahtangga bisa kami hadapi berdua dengan doa dan keyakinan. Yakin hidup akan berubah. Jadi aku dan suami hanya bisa berdoa, bersabar, tawakal, ikhlas dan berharap banyak pada ALLAH.
Rumah ini emang agak seram, sampe Sishi sempat berteman dengan Sang "Penunggu" rumah (iiihhh!!!). Beneran lho, tadinya kukira cuma khayalannya aja. Tapi ternyata si Valerga (namanya, seorang hantu atau apalah...perempuan yang menurut Sishi berambut panjang, kurus, tinggi dan selalu memakai jubah warna Blue Black) suka menampakkan dirinya didepan suamiku (naksir kali ya?). Amit-amit banget deh... beneran gak betah. Apalagi saat2 terakhir dirumah itu pipiku sering panas seperti ditampar.
Setelah 1,5 tahun...ada sebuah rumah yang bagus didekat situ juga dikontrakkan. Walaupun harga kontraknya pertahun lumayan, tapi Alhamdulillah kami bisa pindah kesana. Yang punya namanya Bu Darimin, orangnya baik sekali. Dia bilang jangan lama2 ngontrak rumahnya, karena biasanya yang ngontrak rumahnya pindah karena bisa beli rumah. Gak tau beneran atau cuma kebetulan memang ini adalah rumah kontrakkan kami yang terakhir.
Aku inget banget, hari itu hari Sabtu. Kami ke Bogor Country karena ada Bi Ini dan Mang Ni (Paman dan bibi suamiku). Entah apa awalnya Bi Ini mau minjemin uang buat uang muka. Setengah nekad sih...tapi akhirnya uang itu kami terima pada hari Selasa minggu berikutnya.
Kembali keliling Bogor, tapi kali ini demi sebuah rumah impian. Mulai dari daerah Ciomas, Cimanggu, Taman Yasmine, Cimahpar sampe akhirnya kembali ke komplek tempat awal kami ngontrak... Vila Bogor Indah.
Disinilah akhirnya kami membeli sebuah rumah kecil bertype 36 dengan luas tanah hanya 81 m2. Alhamdulillah, proses yang kami lalui tidak bertele-tele. Semua lancar, dan pada tahun September 2006 kami pindah ke Blok GG2 Nomor 22 ini.
Cukuplah untuk kami berempat, walaupun pas pindahan banyak barang yang akhirnya kami hibahkan ketetangga karena gak cukup dirumah yang baru. Anak2 juga pada awalnya gak terima, karena dirumah kontrakkan itu mereka punya kamar sendiri2 tapi disini harus sharing. Sudah pasti tiap malam berantem, belum lagi kalau ada barang2 yang tertukar tempat...Perang Saudara pasti terjadi. Untung anak perempuan mah ributnya cuma ngomel2 gak pake fisik.
Renovasi rumah? Jelas mau dong...tapi harus sabar. Selama belom bisa mewujudkan itu, aku dan suami suka berkhayal. Menggambar denah renovasi berkali-kali kami lakukan. Kadang saat malam, anak2 sudah tidur...aku dan suami duduk didepan sambil memandangi rumah kami yang kecil itu. Mengkhayal kalau suatu hari kami bisa membangunnya menjadi RUMAH IDAMAN.
Rumah kami yang kecil, tempat kami tinggal...
Halamannya pun kecil, tempat kami main...
Senang aku disana, tinggal dirumahku...
Bersama ayah ibu yang kusayang slalu... (lagu waktu TK)
Semua itu perlu proses. Dan lagi2, Alhamdulillah...Allah begitu murah memberikan rahmatnya kepada keluargaku. Kami berhasil mengumpulkan uang untuk renovasi setelah 2 tahun menghuni rumah ini. Tapi...biaya yang harus dikeluarkan dengan luas yang akan direnovasi berbeda jauh. Maksudnya, renovasi dengan luas yang kami inginkan sangat memakan biaya. Sedangkan dana yang kami miliki hanya seba
giannya...hiks, gimana dong??? 

Akhirnya setelah menggambar ulang, diskusi (kadang sampe berantem dan gak teguran dengan suami), ngitung biaya akhirnya kami memutuskan tidak memakai jasa kontraktor atau arsitek profesional. Kami memakai jasa Mang Jajang, seorang pemborong kampung yang jujur (itu yang penting). Gambar yang telah fix kami bawa ke Arsitek untuk digambar dengan benar. Setelah dapet Blue Print, mulai ngurusin ijin, nyari rumah kontrakan sementara (yang Alhamdulillah pas disebelah rumah kami, memudahkan pengawasan), belanja bahan bangunan dan jreeeng...dalam waktu gak lebih dari 3 bulan rumah sudah siap huni.
Semua semangat ikut ngedandani rumah. Sishi yang 'Princess Mania' mulai sibuk mengumpulkan pernak-pernik Princess-nya. Eky yang mulai ABG agak kalem, cuma pengen kamar yang nyaman dan sejuk buat ngedengerin lagu-lagu favoritnya. Sedang aku dan suami ingin kamar yang lumayan luas, nyaman, sejuk, rapi dan bersih. Apalagi kami punya kebiasaan tidur bersama dalam satu kamar kala
u malam minggu.
Hubungan yang baik dengan Mang Jajang dan semua tukang yang membantu membuat pekerjaan cepat selesai pada waktunya. ALHAMDULILLAH YA ALLAH...segenap rasa syukur gak perna
h berhenti aku panjatkan.
Malam itu kami mengadakan acara selamatan sederhana dengan semua tukang yang sudah membantu
pembangunan rumah kami.
Sekarang sudah 1 tahun kami menempati RUMAH IDAMAN kami. Syukurlah sesuai dengan apa yang kami harapkan. Malah gak jarang banyak teman yang pengen mencontoh, karena pembagian ruang yang pas membuat orang tidak percaya kalau awalnya rumah ini hanya rumah type 36/81m2.
Lihat aja deh kalo gak percaya. Aku tunggu komentarnya ya...
Lihat aja deh kalo gak percaya. Aku tunggu komentarnya ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar