1 for ALL,,,ALL for 1

1 for ALL,,,ALL for 1

Minggu, 03 Maret 2013

from KEBUN RAYA go to KUBAH EMAS

Ceritanya kita kedatangan tamu dari Perawang, Riau.  Uwa Tedi dan Uwa Mur (uwanya suami, kakak tertua ibu mertua).  H-1 sebelum mereka pulang kita ajak mereka jalan-jalan ke Kebun Raya.  Beberapa kali ke Bogor belum pernah masuk sini.  Jadilah siang itu (sepulang aku nganter Wak Mur ke Tanah Abang) kita masuk ke Kebun Raya.  

Bosen-bosen engga sih ya...tapi Sanaz selalu hepi kalo diajak kesini.  Tempat dimana dia bisa lari sana sini dan lompat sana-sini sambil mungutin biji-bijian, kayu dan daun yang aneh-aneh.

Jadi ya, Kebun Raya Bogor itu adalah sebuah kebun Botani yang luasnya sekitar 87 hektar dan mempunyai koleksi 15.000 jenis tanaman dan tumbuhan. Termasuklah Bunga Bangkai yang langka itu.  Disini juga tumbuh pohon dimana kita dilarang berdiri lebih dari 5 menit dibawahnya, karena dipercayai bisa membuat kita 'lewat'.  Jenis pohon itu akan aku kasih tau diakhir tulisan yaaaa....

Uwa begitu antusias diajak kesini, dan spot andalan didepan Istana Bogor tentu saja ngga akan disia-siakan. Jadilah suamiku siang itu sibuk mengabadikan merangkap pengarah gaya buat uwanya :D
Masa pensiun itu emang sebaiknya diisi dengan jalan-jalan dan menikmati hari tua ya Wa'...

Uwa Tedi penasaran dengan Kompleks Makam Belanda


Sanaz ikut ngegaya doooong....
Oh iya...di Kebun Raya Bogor itu ternyata ada sebuah Taman Rahasia.  Aku juga baru tau begitu nulis ini ngga sengaja browsing2.  Nyesel juga ngga nyari dari kemaren-kemaren.  Ternyata lokasinya ngga jauh dari Taman Anggrek.  Emang sih, kalo dilihat sejajar aja kita ngga akan melihat Lambang Burung Garuda itu.  Jadi kita harus naik ketempat yang lebih tinggi, baru terlihat jelas.  Ini aku posting gambar yang diambil dari udara.  Taman Rahasia ini namanya Taman Bhineka.  Jadi....kalo kesini sempetin jalan nyari taman rahasia ini yaaa....

img


Selain koleksi tanaman dan taman rahasia serta kompleks makam Belanda, ternyata disini juga terdapat Makam Ratu Galuh Mangku Alam.  Letaknya dekat dengan Jembatan Merah yang melintas diatas Kali Ciliwung.  Ratu Galuh ini dipercaya sebagai istri Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran yang terkenal itu.

Selain makam Ratu, dikompleks makam ini juga terdapat makan Mbah Japra, Panglima Perangnya Prabu Siliwangi serta makam seorang Patih-nya Prabu Siliwangi yaitu Mbah Baul.  Ketiga makam ini semakin menandakan bukti akan keberadaan Kerajaan Pajajaran di wilayah ini.

Komplek Makam Ratu Galuh ini dilindungi pagar besi warna hijau dan diberi pintu.  Makam sang Ratu berada dekat dengan pintu dan diatasnya terdapat mahkota berwarna keemasan yang menandakan statusnya sebagai seorang RATU. 

Sedang makam Mbah Japra berada sedikit diatasnya dengan nisan berbentuk trisula dan tameng yang menandakan peranannya di Kerajaan sebagai seorang PANGLIMA PERANG.  Sedang makam yang berhias tangkai cangkul dan nasi tumpeng adalah makamnya Mba Baul, lambang itu mungkin menandakan tugas seorang PATIH yang harus memikirkan kesejahteraan rakyat kerajaan.


Makamnya Ratu GALUH, isterinya Prabu Siliwangi

Makam Panglima Perangnya Prabu Siliwangi
Untung Uwa udah puluhan tahun nikah, kalo masih pacaran katanya pamali lho foto disini...bisa putus, hihii
 Bawa tamu jalan ke Kebun Raya ngga afdol dong kalo ngga tau sejarahnya.  Jadi om Gugel teteup jadi andalan.  Intip wikipedia, trus ceritain deh ke Uwa...heheee...


Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari 'samida' (hutan buatan atau taman buatan) yang paling tidak telah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih benih kayu yang langka. Di samping samida itu dibuat pula samida yang serupa di perbatasan Cianjur dengan Bogor (Hutan Ciung Wanara). Hutan ini kemudian dibiarkan setelah Kerajaan Sunda takluk dari Kesultanan Banten, hingga Gubernur Jenderal van der Capellen membangun rumah peristirahatan di salah satu sudutnya pada pertengahan abad ke-18.
Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent, yang ikut membangun Kew Garden di London, Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya sekarang.
Ide pendirian Kebun Raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu Abner yang menulis surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen. Dalam surat itu terungkap keinginannya untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun yang lain.Pada tahun 1814 Olivia Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles) meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia. Sebagai pengabadian, monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor.
Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt adalah seseorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (daribahasa Belanda yang berarti "tidak perlu khawatir"). Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.
Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama ’s Lands Plantentuin te Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di RichmondInggris).
Sekitar 47 hektare tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut.
Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies) tanaman. Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi olehJohannes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Dengan dibantu oleh Justus Karl Hasskarl, ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia).
Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer pada tahun 1867 menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr. Melchior Treub.
Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis(1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).
Pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah pengurusannya dengan halaman Istana Bogor.
Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia-Belanda (kini Indonesia). Namun pada perkembangannya juga digunakan sebagai wadah penelitian ilmuwan pada zaman itu (1880 - 1905).
Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang berarti di bawah kepemimpinan Dr. Carl Ludwig Blume (1822), JE. Teijsmann dan Dr. Hasskarl (zaman Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teijsmann dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir.Koestono Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat suatu pimpin lembaga penelitian yang bertaraf internasional.(dikutip dari Wikipedia Bahasa Indonesia).

Setelah puas keliling dan sempat shalat Dzuhur disini, kita lanjut ke Depok.  Apalagi kalo bukan Masjid Kubah Emas.

Masjid ini biasa juga disebut Masjid Dian Al-Mahri, letaknya di Jalan Raya Meruyung, Limo, Depok.  Dari Bogor ngga terlalu jauh.  Asal jangan macet...bisa bete...

Masjid ini dibangun oleh ibu Hj. Dian Djuariah Maimun Al Rasyid, seorang pengusaha.  Dibangun sekitar tahun 2001 dan baru selesai diakhir 2006. Kesan pertama yang ditangkap begitu menyaksikan keindahannya adalah...SUBHANALLAH...

Dengan luas sekitar 50 hektar, sedangkan masjidnya sendiri luasnya sekitar 8000 meter persegi, jamaah yang bisa ditampung mungkin bisa lebih dari 20,000.  Dan yang jelas masjid ini adalah sebuah kawasan masjid termegah di ASIA TENGGARA.
Ada 1 kubah utama dan 4 kubah kecil (melambangkan Rukun Islam yang 5 perkara) yang seluruhnya dilapisi emas dengan ketebalan 2-3 milimeter dan dihias mozaik-mozaik kristal yang LUAR BIASA.  Kubah utamanya mirip dengan kubah Taj Mahal.
Konon relief hiasan diatas tempat imam juga dibuat dari emas 18 karat, sama halnya dengan pagar yang terdapat dilantai 2 dan hiasan kaligrafi dilangit-langit masjid.  Sedangkan mahkota pilar-pilar masjid yang jumlahnya sekitar 168 buah itu berlapis bahan sisa emas atau disebut prado.
Aku sih sudah beberapa kali kesini dan tetap sama...mengantar sodara yang tinggalnya jauh dari sini.  Datang kesini bertepatan dengan azan Ashar. Setelah shalat suamiku dan Uwa jalan2 disekitar Masjid sambil mengabadikan beberapa spot menarik.

Sebenarnya dilarang foto-foto didalam, tapi ngga tau dimana caranya ada fotonya nih :D

Ada kebahagiaan tersendiri bagi beliau bisa shalat disini



Terlepas dari berbagai kontroversi tentang masjid megah ini aku sih cuma melihatnya sebagai sarana wisata rohani dan sebagai asset daerah tentu saja. Banyak orang yang enggan datang kesini karena mereka mengatakan sang pemilik bersifar riya dengan memamerkan emas disana sini.  Ada lagi yang berpendapat bahwa semua ini adalah sia-sia, mending emasnya diuangkan dan dipakai membantu fakir miskin.  Kalau pendapat anda seperti apaaaaa....???


Sesuai janji diatas...aku mau ngasih tau tentang pohon larangan berdiri lama dibawahnya adalah POHON TERATAI...hahaaaa....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar